Senin, 08 November 2010



Nama : Yudhi Widiastomo

NIM : L2D 009 007

Blog : yudhiplano@blogspot.com

Review tentang Periode Baroque (abad XVI-XIX)

Baroque merupakan sebuah istilah untuk mengkategorikan sebuah era pada masa perkembangan peradaban manusia (termasuk seni) yang terjadi di Eropah. Gerakan ini terjadi sekitar tahun 1600 sampai 1750. Pada era ini, zaman renaisance mulai berakhir dan mulai muncul gerakan protestantisn yang terjadi di Jerman bagian utara dan Belanda. Sebagaimana diketahui bahwa karya seni bisa menjadi cerminan masyarakat di tempat karya itu tercipta (Sumardjo, 2000:233). Karya seni yang tercipta pada zaman baroque ini memiliki ciri khas yang berbeda dari zaman sebelumnya. Corak seni baroque mengandung unsur tekanan kuat, kekuatan emosi, dan sesuatu yang elegan (Barness, 2005).

Karateristik seni Baroque terbentuk dari beberapa unsur, seperti sense of movement, energy dan tension (Sullivan, 2005). Salah satu teknik visualisasi yang terkenal pada zaman baroque adalah teknik chiaroscuro yang digunakan oleh seorang pelukis Belanda yang bernama Rembrandt Harmenszoon van Rijn. Teknik yang berkaitan dengan pencahayaan ini sampai sekarang masih sering diterapkan dalam bidang fotografi. Sedangkan dalam kaitannya dengan seni lukis, ciri visual yang melekat adalah kontras cahaya (gelap-terang) yang dominan dan menghasilkan kesan dramatis pada lukisan. Teknik seperti ini dikenal dengan sebutan chiaroscuro yang berasal dari dua kata dalam bahasa Italia yaitu kata chiaro yang berarti terang, dan oscuro yang berarti gelap (Vishny, 2005). Pada era itu warna menjadi lebih penting dari gambarnya sendiri.
Prinsip estetika yang serupa dengan arsitektur, lukisan, dan patung ukiran Baroque juga terlihat dalam Musik Baroque. Seperti halnya arsitektur Baroque, musik Baroque juga penuh dengan ornamentasi, memiliki kompleksitas yang tinggi dan detail. Ornamen-ornamen seperti : Appoggiatura, Acciaccatura, Mordents, Trills, dan Turns mewarnai musik Baroque. Dramatisasi ini terlihat juga dalam karya patung ukiran. Patung ukiran Baroque memilih titik yang paling dramatis, momen ketika even itu terjadi. Contoh : Michaelangelo (seniman Renaissance) membuat patung Daud sebelum bertempur dengan Goliat yang digambarkan sedang berdiri memancarkan kegagahan seorang pria.

Adapun fungsi kota baroque adalah sebagai berikut.

sebagai tempat ibadah (Gereja Sanbenedetto di katania)

sebagai pusat pemerintahan yang kemudian menjadi tempat wisata (istana versailles di Prancis)

sebagai tempat ziarah (di st.peter’s basilica vatican rome di roma)

sebagai perlambang status sosial pemilik bangunan dan mencerminkan prestise





Sumber :

http://adhiwin.wordpress.com/

http://photographydiscourse.blogspot.com/

http://www.slideshare.net/artventure/era-peradaban-seni-baroque

Sabtu, 09 Oktober 2010

Tujuh Konsep Dasar Geologi Lingkungan

TUJUH KONSEP DASAR

GEOLOGI LINGKUNGAN

Makalah Ini Disusun untuk Melengkapi Tugas

Mata Kuliah Geologi Lingkungan

TKP 150


Disusun oleh :

YUDHI WIDIASTOMO

L2D 009 007

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2010





PENDAHULUAN

Latar Belakang

Ilmu perencanaan wilayah dan kota merupakan ilmu terdiri dari berbagai konsep ilmu yang lain. Misalnya, ilmu ekonomi, ilmu kependudukan, ilmu sosial, dan salah satu yang paling penting yaitu geologi lingkungan. Ilmu-ilmu tersebut diperlukan agar ilmu perencanaan dapat dipergunakan secara maksimal sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai serta dapat mendatangkan manfaat bagi masyarakat atau penduduk sebagai subjek dan sekaligus objek perencanaan. Sehingga perencana dapat merencanakan suatu wilayah atau kota yang bersih, rapi, indah, aman, dan berwawasan lingkungan.

Geologi lingkungan merupakan ilmu yang mempelajari interaksi antara alam atau lingkungan geologis (geological environment) dengan aktivitas manusia yang bersifat timbal balik. Yang dimaksud timbal balik adalah bagaimana proses-proses geologis mempengaruhi manusia, baik sebagai suatu potensi sumber daya yang dimanfaatkan manusia, maupun menjadi kendala atau sumber bahaya seperti dalam bentuk bencana alam, bahaya-bahaya geologis (geological hazard), atau fenomena-fenomena alam lain yang dianggap mengganggu manusia. Sebaliknya, dibahas juga bagaimana aktivitas manusia mengganggu kesetimbangan alam yang akhirnya akan mengganggu dan mempengaruhi manusia sendiri.

Ada tujuh konsep yang menjadi dasar ilmu geologi lingkungan, yaitu:

1. Pada dasarnya bumi merupakan suatu sistem tertutup.

2. Bumi adalah satu-satunya tempat kehidupan manusia, namun sumber daya alamnya terbatas.

3. Proses-proses alam yang terjadi sekarang mengubah bentang alam yang telah tersusun selama periode geologi, baik secara alamiah maupun buatan.

4. Selalu ada proses alam yang membahayakan dan mengancam kehidupan manusia.

5. Perencanaan tata guna lahan dan penggunaan air harus diusahakan untuk mendapatkan keseimbangan antara pertimbangan ekonomi dengan penilaian estetika.

6. Efek dari penggunaan tanah sifatnya kumulatif, oleh karena itu kita mempunyai kewajiban untuk menerima dan menanggungnya.

7. Komponen dasar dari setiap lingkungan manusia adalah faktor geologi, dan pemahaman terhadap lingkungannya membutuhkan wawasan dan penafsiran yang luas terhadap ilmu bumi dan ilmu lain yang berkaitan.

Rumusan Masalah

Konsep-konsep dasar dalam geologi lingkungan yang telah disebutkan di atas merupakan konsep yang lebih bersifat umum. Diantara tujuh konsep tersebut ada beberapa konsep yang bisa diterapkan di suatu wilayah, namun ada juga yang tidak dapat diterapkan. Hal tersebut karena adanya ketidakcocokan antara konsep yang ada dengan kondisi atau keadaan yang sebenarnya terjadi di wilayah tersebut. Makalah ini akan mencoba untuk membahas konsep-konsep mana saja yang sesuai dengan kondisi geologi di Indonesia pada saat ini.

Maksud dan Tujuan

Makalah Tujuh Konsep Dasar Geologi Lingkungan ini dibuat dengan tujuan untuk menjelaskan hubungan antara konsep yang telah ada dengan kondisi atau keadaan geologis di Indonesia. Sehingga dapat menjadi acuan bagi para perencana dalam merencanakan suatu kawasan agar aman dan tidak membahayakan penduduk.



KAJIAN TEORI

Ada tujuh konsep dasar dalam mempelajari geologi lingkungan, yaitu :

Ø Konsep Pertama

Pada dasarnya bumi merupakan suatu sistem tertutup.

Suatu sistem merupakan suatu kesatuan yang terdiri dari beberapa bagian atau komponen sehingga membentuk suatu kelompok besar yang menjalankan suatu fungsi tertentu. Contohnya adalah sistem yang meliputi planet, vulkanik atau daur air. Sebagian besar sistem saling berhubungan dan saling mempengaruhi satu sama lain. Contohnya adalah bumi, bumi merupakan sistem yang terdiri dari 4 komponen yaitu atmosfer, hidrosfer, biosfer, dan litosfer. Komponen-komponen tersebut saling berpengaruh dan membentuk permukaan bumi ini. Setiap perubahan yang terjadi pada suatu bagian akan berimbas pula pada bagian yang lain. Kecenderungan tersebut merupakan prinsip suatu kesatuan lingkungan.

Contohnya, apabila terjadi letusan gunung berapi, maka juga dapat mempengaruhi atmosfer, yaitu karena keluarnya gas vulkanik, dan selain itu juga akan berpengaruh pada komponen hidrosfer karena akan terjadi hujan pada daerah sekitarnya. Perubahan pada komponen biosfer dapat merubah kondisi lingkungan juga, dan kadang kondisi yang curam di daerah lereng dapat menyebabkan erosi atau tanah longsor. Hubungan-hubungan antar komponen bukanlah sesuatu yang acak, namun dapat dipelajari dengan mengidentifikasi setiap bagian, yaitu dengan mengetahui bagaimanakah komponen tersebut dapat mempengaruhi komponen yang lain serta pengaruhnya terhadap daerah sekitar. Contohnya adalah hidrosfer, daur atau siklus air laut yang merupakan pengaruh dari cahaya matahari sehingga terjadi evaporasi. Hal tersebut dapat mempengaruhi kadar air atau kelembaban atmosfer.

Kita sama-sama mengetahui bahwa bumi tidak statis tetapi lebih bersifat dinamis. Berkembangnya sistem yang membuat perubahan material dan energi. Terjadi perpindahan energi dari matahari ke bumi yang mempengaruhi proses-proses dalam kehidupan di bumi, selama matahari memancarkan energinya ke bumi. Hal ini menunjukkan bahwa bumi merupakan suatu sistem terbuka karena menerima energi dari luar bumi itu sendiri.

Namun, jika melihat daur alamiah yang terjadi di bumi itu sendiri, misalnya daur air dan batuan maka kita dapat berpikir bahwa bumi adalah suatu sistem tertutup karena adanya daur yang kontinu dari material-material yang ada di bumi itu. Misalnya, air laut akan mengalami daur/siklus hidrologi dimana air laut tersebut akan berubah menjadi uap air yang kemudian menjadi awan, dan kemudian turun kembali ke bumi sebagai hujan dan pada akhirnya mengalir lagi ke laut. Atau siklus batuan dimana batuan / sedimen pada akhirnya juga akan menjadi padat.

Oleh karena itu, meskipun nampaknya bumi ini merupakan suatu sistem terbuka terkait hubungannya dengan energi dan material, tetapi pada dasarnya bumi adalah suatu sistem tertutup dalam hubungannya dengan siklus atau daur alami.

Semakin banyaknya kebutuhan, menyebabkan terbatasnya jumlah sumber daya yang ada. Hal ini akan terus menerus bertambah karena adanya proses untuk tetap menjaga siklus atau daur alami. Misalnya, jika kita ingin menjaga sumber daya air di suatu daerah, kita harus mengetahui proses alami yang mengalirkan air bawah tanah dan juga air permukaan. Atau jika kita ingin berkonsentrasi pada bahaya dari pembuangan limbah kimia, maka kita harus mengetahui bagaimana hubungan antara prosedur pembuangan limbah dengan daur alami untuk memastikan bahwa tidak akan ada kontaminasi sehingga menjadi bahan kimia yang berbahaya. Oleh karena itu, sangatlah penting untuk menjaga daur atau siklus alami dan kelangsungan setiap bagian dari siklus tersebut.

Ø Konsep Kedua

Bumi adalah satu-satunya tempat kehidupan manusia, tetapi sumber daya alamnya terbatas.

Bumi yang kita tempati ini merupakan satu-satunya tempat yang cocok untuk kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya karena bumi didukung oleh kondisi yang memungkinkan untuk berlangsungnya kehidupan yaitu adanya air, udara (dalam hal ini adalah oksigen), suhu yang sesuai yang memungkinkan terjadinya kehidupan, adanya lapisan atmosfer yang komposisinya dapat mendukung adanya kehidupan, dan faktor-faktor lain serta segala sumber daya yang tidak dimiliki oleh planet ataupun tempat manapun di alam semesta ini.

Namun sayangnya, sumber daya yang ada di bumi ini baik yang dapat diperbarui maupun yang tidak dapat diperbarui jumlahnya terbatas jika dibandingkan dengan jumlah kebutuhan manusia yang semakin hari semakin bertambah. Dewasa ini, semakin banyak saja pihak-pihak yang melakukan pengekspolitasian sumber daya alam tanpa memperhatikan upaya pelestariannya. Hal ini adalah suatu hal yang sangat berbahaya karena dapat menjadi bumerang bagi manusia dan kehidupannya. Oleh karena itu, manusia sebagai makhluk yang dikaruniai akal harus dapat menjaga dan melestarikan sumber daya yang ada demi kelangsungan hidup dan kelangsungan bumi di masa mendatang.

Ø Konsep Ketiga

Proses-proses alam yang terjadi sekarang mengubah bentang alam yang telah tersusun selama periode geologi, baik secara alamiah maupun buatan.

Proses-proses alam pada saat ini dapat dijadikan acuan/rujukan untuk mengetahui proses alam yang telah terjadi pada masa lampau, dan dapat dijadikan prediksi untuk proses alam yang akan terjadi di masa mendatang. Konsep tersebut adalah konsep dasar dari 'Teori Keseragaman' yang pertama kali dicetuskan oleh James Hudson pada tahun 1985 dan dinyatakan kembali oleh Charles Lyell pada awal abad ke-19 yang secara sederhana dapat dinyatakan sebagai 'The present is the key to past'.

Proses-proses perubahan yang dapat mengubah bentang alam ini dapat terjadi secara alamiah ataupun karena perbuatan manusia. Proses yang terjadi secara alamiah ini contohnya suatu lembah sungai karena terkena erosi secara terus-menerus dan berkesinambungan dapat berubah atau terangkat menjadi suatu puncak pegunungan. Atau suatu contoh nyata yaitu peristiwa terpecahnya lempeng benua yang sebelumnya merupakan suatu kesatuan daratan menjadi beberapa benua dan pulau-pulau yang ada di bumi pada saat ini, serta adanya fakta bahwa masing-masing lempeng tersebut mengalami pergerakan secara perlahan-lahan. Fenomena seperti ini dapat menjadi sukar dipastikan dengan teliti bila hal itu bukan prinsip kesergaman.

Selain dari proses alamiah, proses perubahan tersebut juga dapat berasal dari faktor aktivitas manusia. Namun, besarnya dampak yang ditimbulkan juga tergantung pada aktivitas itu sendiri. Pada dasarnya, efek dari aktivitas yang dilakukan oleh manusia itu dapat dikatakan kecil dalam skala global, tetapi dalam skala lokal efek tersebut akan sangat terasa.

Ø Konsep Keempat

Selalu ada proses alam yang membahayakan dan mengancam kehidupan manusia.

Di bumi ini terkadang terjadi proses yang dapat membahayakan kehidupan manusia. Proses tersebut terjadi karena aktivitas alamiah bumi itu sendiri. Proses tersebut ada 2 macam, yaitu :

Proses eksogen : jika proses itu terjadi di permukaan bumi. Contohnya : erosi, banjir, cuaca, krisis air, dll.

Proses endogen : jika proses itu terjadi di dalam kerak bumi. Contohnya : aktivitas gunung berapi, gempa bumi, pergeseran lempeng, dll.

Proses-proses tersebut pada umumnya merugikan bagi kehidupan manusia. Oleh karena itu, kita harus dapat memprediksi untuk meminimalkan ancaman yang ditimbulkan dari proses alam tersebut.

Ø Konsep Kelima

Perencanaan tata guna lahan dan penggunaan air harus diusahakan agar mendapatkan keseimbangan antara pertimbangan ekonomi dan penilaian estetika

Saat ini, pemandangan alam dapat dianggap sebagai sumber daya alam karena saat ini keindahan mempunyai nilai yang tinggi dalam kehidupan manusia disamping nilai-nilai vital lainnya. Pertimbangan faktor abstrak seperti estetika dewasa ini menjadi lazim, seperti halnya untung rugi. Namun, masih banyak proyek-proyek yang hanya didasarkan pada pertimbangan keuntungan, tanpa memperhatikan aspek lingkungan.

Pada kenyataannya memang sulit untuk menyelaraskan antara pertimbangan ekonomi dengan penilaian estetika. Salah satu cara menyelaraskan pertimbangan ekonomi dengan penilaian estetika adalah dengan memperhatikan tahap-tahap berikut :

  1. Mengatur skala tingkat ekonomi dengan menyamakan skala tingkat evolusi estetika
  2. Mengembangkan metode kuantitatif, tentang analisis data yang diperoleh
  3. Mengembangkan teknik pemetaan dan mengembangkan sumbar daya alam yang berestetika tersebut.

Ø Konsep Keenam

Efek dari penggunaan tanah sifatnya kumulatif, oleh karena itu kita mempunyai kewajiban untuk menerima dan menanggungnya

Pada zaman dahulu, manusia hidup berpindah-pindah. Mereka hidup bergantung kepada alam dengan mengumpulkan bahan makanan dari tumbuhan dan berburu hewan. Kemudian, seiring dengan bertambahnya populasi dan kebutuhan akan makanan, pakaian, dan tempat tinggal, mereka mulai membuka daerah baru dan pada akhirnya mereka mengembangkan pertanian di daerah tersebut. Hal ini diikuti budaya bertempat tinggal secara menetap/ permanan. Hal ini merupakan contoh awal dari sebuah penggunaan lahan buatan yang mampu memodifikasi lingkungan alami.

Ini merupakan awal dari timbulnya masalah-masalah pembuangan limbah, polusi, erosi karena pembukaan lahan, dsb. Point yang terpenting dari seluruh proses pembangunan umat manusia adalah peningkatan permintaan pengolongan penggunaan tanah yang cenderung menjadi kumulatif seiring dengan waktu.

Ø Konsep Ketujuh

Komponen dasar dari setiap lingkungan manusia adalah faktor geologi, dan pemahaman terhadap lingkungannya membutuhkan wawasan dan penafsiran yang luas terhadap ilmu bumi dan ilmu lain yang berkaitan.

Lingkungan yang kita tempati ini berkaitan erat dengan ilmu geologi. Secara langsung ataupun tidak langsung, sadar atau tidak sadar, kehidupan kita dipengaruhi oleh proses-proses geologi. Untuk memahami tentang lingkungan kita yang kompleks ini diperlukan bantuan dari disiplin ilmu yang lain, seperti :

v Geomorfologi, adalah ilmu yang mempelajari tentang bentang alam dan proses pembentukan permukaan bumi.

v Petrologi, adalah ilmu yang mempelajari tentang batuan dan mineral.

v Sedimentologi, adalah ilmu yang mempelajari tentang lingkungan sedimen.

v Tektonik, adalah studi yang mempelajari proses terjadinya cekungan laut, gunung dan kenampakan struktur alam lainya.

v Hidrologi, adalah studi yang mempelajari tentang permukaan dan subpermukaan air.

v Pedologi, adalah studi yang mempelajari tentang tanah.

Geologi ekonomi, adalah aplikasi tentang penempatan dan pegujian tentang bahan mineral.



PEMBAHASAN

Berdasarkan konsep-konsep dasar geologi lingkungan yang telah dijelaskan di atas, dapat kita ketahui bahwa ada beberapa konsep yang sesuai dengan kondisi atau situasi geologi di Indonesia saat ini. Pada makalah ini penulis ingin sedikit menjelaskan tentang konsep keempat.

KONSEP KEEMPAT

Seperti yang telah disebutkan di atas bahwa konsep keempat yaitu: Selalu ada proses alam yang membahayakan dan mengancam kehidupan manusia.

Bumi ini tidak statis, melainkan dinamis secara terus menerus mengalami perubahan. Permukaan bumi memang mengalami perubahan baik secara evolusi (lambat) maupun revolusi (cepat). Perubahan ini disebabkan adanya tenaga endogen dan eksogen. Sampai saat ini, perubahan itu masih tetap berlangsung. Seperti benua bergerak, terjadi gempa bumi, gunung merapi meletus, angin topan (badai siklon), serta terjadi perubahan musim (terjadi penyimpangan musim kemarau dan musim penghujan). Peristiwa tersebut merupakan beberapa proses alam yang membahayakan dan mengancam kehidupan manusia. Terbentuknya pegunungan, gunung, dataran rendah, dataran tinggi, atau lembah merupakan hasil aktivitas tenaga endogen. Begitu pula proses pelapukan, erosi, dan sedimentasi sebagai tenaga eksogen berpengaruh terhadap pembentukan muka bumi. Adanya keragaman bentuk muka bumi ini menyebabkan perbedaan berbagai aspek, antara lain : iklim, kesuburan tanah, tata air, dan unsur-unsur lainnya.

Terjadinya berbagai bencana yang melanda negeri ini memang merupakan peristiwa yang selalu memberikan duka bagi rakyat. Meskipun bukan hanya negara indonesia saja yang mengalaminya, namun jumlah bencana ini dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Bahkan, sejak tahun 1988 sampai pertengahan 2003 jumlah bencana di Indonesia mencapai 647 bencana alam meliputi banjir, longsor, gempa bumi, dan angin topan, dengan jumlah korban jiwa sebanyak 2022 dan jumlah kerugian mencapai ratusan milyar. Jumlah tersebut belum termasuk bencana yang terjadi pertengahan tahun 2003 sampai pertengahan 2004 yang mencapai ratusan bencana dan mengakibatkan hampir 1000 korban jiwa.

Fenomena banjir bandang dan tanah longsor adalah suatu fenomena alam yang sering tejadi di muka bumi ini. Secara umum, ketika sebuah sistem aliran sungai yang memiliki tingkat kemiringan sungai yang relatif tinggi (lebih dari 27 derajat) apabila di bagian hulunya terjadi hujan yang cukup lebat, maka potensi terjadinya banjir bandang relatif tinggi. Tingkat kemiringan sungai yang relatif curam ini dapat dikatakan sebagai faktor bawaan. Sedangkan curah hujan adalah salah satu faktor pemicu saja. Banjir memang merupakan salah satu bentuk fenomena alam yang unik. Dikatakan unik karena banjir dapat terjadi karena murni gejala alam dan dapat juga karena dampak dari ulah manusia sendiri. Banjir dikatakan sebagai gejala alam murni jika kondisi alam memang memengaruhi terjadinya banjir, misalnya hujan yang turun terus menerus, terjadi di daerah basin, dataran rendah, atau di lembah-lembah sungai.

Selain itu, banjir dapat juga disebabkan karena ulah manusia, misalnya karena penggundulan hutan di kawasan resapan, timbunan sampah yang menyumbat aliran air, ataupun karena rusaknya dam atau pintu pengendali aliran air. Kerugian yang ditimbulkan akibat banjir, antara lain, hilangnya lapisan permukaan tanah yang subur karena tererosi aliran air, rusaknya tanaman, dan rusaknya berbagai bangunan hasil budidaya manusia.

Bencana banjir merupakan salah satu bencana alam yang hampir setiap musim penghujan melanda di beberapa wilayah di Indonesia. Contoh daerah di Indonesia yang sering dilanda banjir adalah Jakarta. Selain itu beberapa daerah di Jawa Tengah dan Jawa Timur pada awal tahun 2008 juga dilanda banjir akibat meluapnya DAS Bengawan Solo.

Karakteristik tanah longsor hampir sama dengan karakteristik banjir. Bencana alam ini dapat terjadi karena proses alam ataupun karena dampak kecerobohan manusia. Bencana alam ini dapat merusak struktur tanah, merusak lahan pertanian, pemukiman, sarana dan prasarana penduduk serta berbagai bangunan lainnya. Peristiwa tanah longsor pada umumnya melanda beberapa wilayah Indonesia yang memiliki topografi agak miring atau berlereng curam. Sebagai contoh, peristiwa tanah longsor pernah melanda daerah Karanganyar (Jawa Tengah) pada bulan Desember 2007.

Bencana Alam di Indonesia (1998-2003)

Jenis

Jumlah Kejadian

Korban Jiwa

Kerugian

(juta rupiah)

Banjir

302

1066

191.312

Longsor

245

645

13.928

Gempa bumi

38

306

100.000

Gunung berapi

16

2

n.a

Angin topan

46

3

4.015

Jumlah

647

2022


Sumber: Bakornas PB.

Prosentase tersebut berarti bahwa bencana terbesar yang terjadi justru bencana yang bisa diatasi, diantisipasi kejadian dan resikonya. Bencana banjir dan tanah longsor adalah bencana yang terjadi bukan hanya karena faktor alamiah alam, namun lebih banyak karena campur tangan manusia. Bencana-bencana besar, seperti banjir, tanah longsor, kebakaran hutan, dan kekeringan lebih banyak disebabkan oleh salah kelola lingkungan hidup.

Usaha-usaha pelestarian lingkungan hidup merupakan tanggung jawab kita sebagai manusia. Dalam hal ini, usaha pelestarian lingkungan hidup tidak hanya merupakan tanggung jawab pemerintah saja, melainkan tanggung jawab bersama antara pemerintah dengan masyarakat. Pada pelaksanaannya, pemerintah telah mengeluarkan beberapa kebijakan yang dapat digunakan sebagai payung hukum bagi aparat pemerintah dan masyarakat dalam bertindak untuk melestarikan lingkungan hidup. Beberapa kebijakan yang telah dikeluarkan pemerintah tersebut, antara lain meliputi hal-hal berikut ini.

1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan- Ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup.

2. Surat Keputusan Menteri Perindustrian Nomor 148/11/SK/4/1985 tentang Pengamanan Bahan Beracun dan Berbahaya di Perusahaan Industri.

3. Peraturan Pemerintah (PP) Indonesia Nomor 29 Tahun 1986 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.

4. Pembentukan Badan Pengendalian Lingkungan Hidup pada tahun 1991.

Selain itu, usaha-usaha pelestarian lingkungan hidup dapat dilakukan dengan cara-cara berikut ini.

1. Melakukan pengolahan tanah sesuai kondisi dan kemampuan lahan, serta mengatur sistem irigasi atau drainase sehingga aliran air tidak tergenang.

2. Memberikan perlakuan khusus kepada limbah, seperti diolah terlebih dahulu sebelum dibuang, agar tidak mencemari lingkungan.

3. Melakukan reboisasi pada lahan-lahan yang kritis, tandus dan gundul, serta melakukan sistem tebang pilih atau tebang tanam agar kelestarian hutan, sumber air kawasan pesisir/pantai, dan fauna yang ada di dalamnya dapat terjaga.

4. Menciptakan dan menggunakan barang-barang hasil industri yang ramah lingkungan.

5. Melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap perilaku para pemegang Hak Pengusahaan Hutan (HPH) agar tidak mengeksploitasi hutan secara besar-besaran.



KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan pembahasan di atas adalah :

1. Ada tujuh konsep dasar geologi lingkungan, yaitu :

· Pada dasarnya bumi merupakan suatu sistem tertutup.

· Bumi adalah satu-satunya tempat kehidupan manusia, namun sumber daya alamnya terbatas.

· Proses-proses alam yang terjadi sekarang mengubah bentang alam yang telah tersusun selama periode geologi, baik secara alamiah maupun buatan.

· Selalu ada proses alam yang membahayakan dan mengancam kehidupan manusia.

· Perencanaan tata guna lahan dan penggunaan air harus diusahakan untuk mendapatkan keseimbangan antara pertimbangan ekonomi dengan penilaian estetika.

· Efek dari penggunaan tanah sifatnya kumulatif, oleh karena itu kita mempunyai kewajiban untuk menerima dan menanggungnya.

· Komponen dasar dari setiap lingkungan manusia adalah faktor geologi, dan pemahaman terhadap lingkungannya membutuhkan wawasan dan penafsiran yang luas terhadap ilmu bumi dan ilmu lain yang berkaitan.

2. Ada beberapa konsep yang sesuai dengan keadaan geologi di Indonesia, diantaranya adalah konsep keempat yang berisi mengenai bencana yang diakibatkan oleh proses alam.

SARAN

Saran yang dapat diberikan penulis berdasarkan pembahasan di atas adalah:

1. Kita harus menjaga dan melestarikan lingkungan di sekitar kita. Jangan sampai lingkungan di sekitar kita menjadi rusak dan bahkan menjadi hancur. Karena, bagaimana pun lingkungan tersebut merupakan tempat kita hidup, belajar, bekerja, dan menjalankan aktivitas kita sehari-hari.

2. Kita jg harus senantiasa waspada dan sigap dalam meminimalkan ancaman dan kerugian dari potensi-potensi bencana tersebut terutama korban jiwa.

DAFTAR PUSTAKA

Keller, A. E. 1982. Environmental Geology. Charles E. Merrill. Publishing Company.

http://shirieen.multiply.com/journal/item/10/Bentuk_Kerusakan_Lingkungan_Akibat_Proses_Alam.

http://taganaprob.blogspot.com/2010/01/cara-menghadapi-bencana-alam.html

http://www.crayonpedia.org/mw/BAB_3._LINGKUNGAN_HIDUP_DAN_PELESTARIANNYA".